JAKARTA (IndoTelko) - Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah perilaku masyarakat sebagai digital savvy, dimana kini masyarakat lebih cenderung untuk beraktivitas melalui berbagai layanan berbasis digital.
Perilaku ini tentunya akan semakin membuka celah terhadap oknum untuk melancarkan serangan siber yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran terhadap data pribadi.
Bukan hanya terhadap individu, serangan siber ini juga kerap menjadi ancaman yang serius bagi perusahaan, lembaga dan seluruh organisasi yang beroperasi di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.
Selain memberikan ancaman, serangan siber juga dapat memberikan dampak terhadap kerugian baik secara finansial hingga mempengaruhi keamanan nasional. Oleh karena itu, pemerintah dan juga perusahaan dituntut untuk memprioritaskan keamanan siber agar dapat melindungi berbagai aset perusahaan dari berbagai serangan siber.
Data dari Cybercrime Report di tahun 2022, potensi kerugian akibat serangan siber akan tumbuh sebesar 15 persen setiap tahun dan diperkirakan mencapai $10,5 triliun USD pada tahun 2025. Nilai tersebut menjadi salah satu perputaran ekonomi yang terbesar dalam bisnis, ini membuktikan bahwa pemilik bisnis benar- benar perlu meningkatkan dan menerapkan pelatihan dan kesadaran di seluruh organisasinya.
Riset dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan anomali trafik atau insiden serangan siber yang terjadi di Indonesia hampir mencapai 1 miliar di sepanjang tahun 2022, dari total beberapa jenis serangan siber yang diantaranya, 56,84% berupa malware, 14,75% kebocoran data, 10,90% aktivitas trojan dan 17,51% termasuk dalam serangan siber kategori lain-lain.
Berdasarkan data tersebut bahwa pengembangan keamanan siber menjadi tantangan yang serius agar dapat menjaga keberlangsungan operasional bisnis perusahaan. Telkomsigma sebagai perusahaan ICT, saat ini telah melakukan pengembangan terhadap salah satu lini bisnisnya yaitu pada solusi cyber security.
Dikatakan Director of Delivery & Operation Telkomsigma I Wayan Sukerta, Telkomsigma saat ini terus melakukan pengembangan pada solusi cyber security. “Sehingga kami dapat membantu berbagai segmen industri dalam menjaga data perusahaan agar keberlangsungan bisnis operasional tetap berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ditambahkannya, maraknya serangan siber yang terjadi belakangan ini mengharuskan para pemain industri untuk semakin peduli terhadap risiko ancaman siber dan bagaimana cara mengantisipasinya, sehingga kita dapat meminimalisir risiko kerusakan secara efektif dan efisien.
Lewat pengembangan portfolio bisnis cyber security ini, Telkomsigma diharapkan akan mendukung perusahaan dalam memberikan digital ekosistem keamanan siber untuk mengidentifikasi, melindungi, mendeteksi, merespon, dan memulihkan serta menjaga keamanan sistem ICT di perusahaan. (mas)